Rabu, 26 Agustus 2015

BEHIND THE SCRIPT >> DBSK : FAN FICTION SERIES
by Juliana Marshella

Hi, kembali lagi bersama saya Marshella yang biasa dipanggil lala, kepengennya sih punya nama pena Ssiela tapi nama itu terlalu .... entahlah sampai akhirnya saya memutuskan untuk tetap memakai nama yang sudah diberikan nenek dan ibu saya sewaktu lahir. Juliana Marshella.

Yup, topik hari ini adalah fan fiction (fiksi penggemar). Fiksi penggemar ini dikenal jelas bagi sekelompok orang yang memiliki idola, karena fiksi penggemar lahir dari imajinasi para penggemar mengenai para idola (bisa berupa tokoh asli atau tokoh fiksi) dengan setting dan cerita "sekarep" fans. hhehe

Bicara masalah fan fiction (FF) di sini, idola yang saya imajinasikan tidak lain adalah DBSK (Dong Bang Shin Ki). Grup Boyband yang menarik hati saya sejak 2010 hingga sekarang, mengenai siapa dan apa mereka tentu teman-teman sudah bisa mencarinya sendiri di Mbah Google yang selalu pinter dan selalu ada di saat kita butuh. hahaha

Oke, jadi selama beberapa tahun menyukai DBSK, saya akhirnya mengenal istilah FF ini, dan dari situ saya mencoba menumpahkan keinginan saya lewat tulisan yang melibatkan para member DBSK, saya suka kelima member boyband ini. Awalnya saya hanya membuat satu cerita dari member favorit saya, Yoochun.

Dari situ lahirlah buku My Rising Sun yang terbit bulan Oktober 2014 oleh PT Gramedia Pustaka Utama. Ceritanya seputar cinta segitiga Yoochun (Mike/Junhyuk) dengan seorang gadis buta bernama Jesslyn. Kisahnya dibumbui juga oleh rasa cinta Yunho (Junho) pada Jesslyn, dan akhir ceritanya happy ending. (well, saya belum siap untuk sad ending ^^)
Bukannya mencari alasan, tapi karena ini memang cerita debut, alur ceritanya masih acak-acakan dan kosakata saya masih kacau T_____T (maafkan aku , bu editorku tersayang) dan isi ceritanya pun masih berbau kebetulan, penyelesaian masalah yang mengalir mudah.

Setelah melahirkan bayi pertama saya itu pun, saya melanjutkan ke My Two Moons. Kisah ini melibatkan Jaejoong (Jaeson) dan Yoona juga Hyunjoong. Cinta segitiga antara adik kakak tiri dan dendam keluarga. Topik permasalahannya lebih membumi dibanding My Rising Sun karena ... entahlah, ayo baca sendiri. #promosi . Yah, saya harap sih pembaca bisa menilai bagaimana perkembangan tulisan saya. Sebelumnya saya akui, observasi yang saya lakukan di buku kedua ini memang masih belum maksimal, khususnya masalah donor ginjal. Seharusnya sang donor memerlukan waktu dalam hitungan bulan untuk bisa benar-benar pulih, tapi di sini sang tokoh pendonor hanya perlu waktu 1 minggu, ajaib kan? hihihiii...mianhaeyoo pembaca... >,<

Dan sekarang, saya berada di halaman 10 buku ketiga. My Frozen Star....
Kisahnya mengenai Yunho (Junho) yang belum bisa move on dari Jesslyn ;My Rising Sun. Tapi Junho dalam buku My Two Moons dikabarkan menikahi seseorang, jadi dalam buku My Frozen Star, masalahnya ada di seputar pengantin baru yang nikah muda. hahaha...saya sendiri belum menikah (loh, kok curhat >,<) jadi, untuk buku ketiga ini, saya berusaha untuk melakukan observasi seputar keluarga, dan setting seputar hotel dan bisnis properti.

Harapan saya dari setiap kisah ini bisa memberi pesan positif bagi setiap pembaca yang menginjak usia young adult, saatnya terus berusaha untuk mencapai real adult, saat-saat yang berat tapi akan membuahkan hasil yang belum pernah kita duga. Selalu semangat, kawan! >,<

Ini penampakan buku My Two Moons by Juliana Marshella. Tersedia di toko buku Gramedia atau pembelian online. Salam, young adult!

"...aku percaya suatu hari kau akan memiliki cahayamu sendiri..."
-Yoona

"Aku tidak berjanji dapat menyelesaikan semua masalahmu, tapi yang pasti aku tidak akan membiarkanmu melewatinya sendirian."
-Jaeson

"Aku mendapati diriku tersenyum lagi tanpa alasan saat melihatnya."
-Hyunjoong

 

Jumat, 17 Oktober 2014

My Rising Sun - My First Baby





Tadaaa...Perkenalkan ini adalah buku pertama saya yang - akhirnya - terbit di bulan Oktober 2014.

Setiap penulis pasti punya pengalaman masing-masing saat mencari penerbit yang bisa menerbitkan karyanya, begitupun dengan saya. 
Naskah yang judul awalnya adalah Rising Sun terinpirasi dari 5 tokoh idol Korea favorit saya, Dongbangshinki, dan Rising Sun merupakan salah satu lagu DBSK yang menurut saya asik untuk didengar.
Rising Sun selesai di bulan Agustus 2011, saat itu saya mengirim print out nya ke Kantor Gramedia, dan di bulan Maret 2012 saya menerima surat penolakan. Kecewa memang, dan saya pun membiarkan naskah itu tergeletak di kolong lemari. Bertekad akan membuat naskah baru untuk dikirim lagi, hingga awal tahun 2013 saya tiba-tiba merasa kangen dengan Rising Sun dan saya pun membuka naskah itu. Rupanya ada orat-oret editor di dalamnya, seperti kerasukan, saya pun segera membongkar ulang naskah tersebut dan kembali saya kirim ke Gramedia di pertengahan tahun 2013. 
Akhirnya bulan Desember 2013 saya mendapat kabar naskah saya diterima untuk diterbitkan, dan ada dalam antrian untuk diedit.
Setelah proses edit dan pemilihan cover akhirnya naskah Rising Sun yang kini berganti menjadi My Rising Sun pun terbit. (>,<)/" (yeaaahh)
Terima Kasih Tuhan hihihiii...
 
Jadi, sobat-sobat penulis, teruslah berkarya

A professional writer is an amateur who didn't quit... -Richard Bach-

Rabu, 20 Agustus 2014

HANEUL GONGWON
(SKY PARK)

 Jika sahabat bloggers berlibur ke Korea, namun tempat-tempat seperti Nami, Petite France, Everland, Seoul Tower sudah dikunjungi dan masih ada hari yang tersisa untuk berlibur, Sky Park yang terletak di Mapo menjadi tujuan yang 'recommended'. Kita bisa menggunakan Seoul Subway dan berhenti di World Cup Stadium Station , Line 6, exit 1. 
Setelah keluar dari station subway, kita bisa melihat Stadium World Cup yang megah, kita berjalan lurus sampai melewati super market dan tempat fitnes dan melewati jalan seperti gambar di bawah ini.
 Setelah menemukan jalur penyeberangan jalan, kita akan menyeberang dan berjalan ke arah bukit yang konon katanya bukit tersebut pernah dipenuhi tumpukan sampah saat Piala Dunia 2002 diadakan di Korea - Jepang. Namun kini, bukit tersebut adalah tempat yang menjadi tujuan kita untuk bernarsis ria.



Jalan menuju Haneul Gongwon terbilang menyenangkan sekali, terutama jika kita mengesampingkan rasa lelah karena berjalan menaiki tangga yang bagi saya sangat panjang. hhahaahaha, mungkin sahabat bloggers juga akan beranggapan seperti itu jika sehari-harinya biasa menggunakan kendaraan. 
Pemandangan di sana sangat asri, banyak pepohonon yang tumbuh dengan lebat, setelah melewati jembatan besar, kita bisa lihat tangga-tangga yang harus kita lewati untuk naik ke atas bukit.


 Inilah pemandangan yang membuat kaki saya tetap melangkah naik ke atas saat tiba di tengah garis finish menuju bukit Haneul Gongwon meski kantung napas saya hampir habis.

 Ternyata oh Ternyata, setelah sampai di atas, masih ada jalan yang harus ditelusuri dan ... tangga. (Lagi?!?!?!?!?!!) *pingsan

Akhirnyaaa... tugu bertuliskan Haneul Gongwon ada di depan mata!



Yeabb, pemandangan yang indah di atas bukit membuat saya lupa sudah berapa ratus anak tangga yang saya lewati. Giliran tangan dan kamera saya yang beraksi untuk segera mengambil gambar. 
Udara yang sejuk dapat kita rasakan di musim semi, di mana rerumputan berwarna hijau dan aneka macam bunga bermekaran di Haneul Gongwon, tertarik untuk ke sana? 
hihihihiii....cocok untuk berfoto bersama keluarga atau berpegangan tangan dengan pasangan sambil berjalan di antara rumput dan ilalang yang tinggi.
Salam jalan-jalan! ^^
 

Jumat, 15 Agustus 2014

THE HOUSE HOSTEL , SOKCHO

Helloo, kembali lagi bersama saya, Ssiela.
Setelah beberapa bulan membiarkan blog ini sunyi senyap, saya kembali teringat pada hasrat yang kadang terlupakan ini, menulis di blog. 
(Ugh, oke oke sibuk hanya alasan, harusnya saya melatih diri lebih baik untuk menulis terus haha)

Oke, setelah posting mengenai guest house favorit saya di Seoul, saya juga ingin berbagi bagaimana saya bisa 'falling in love' dengan hostel di sebuah kota pantai yang dekat dengan gunung di semenanjung timur Koreyaahh. 

 Untuk mencapai kota Sokcho, silakan menggunakan bus dari Stasiun Dongseoul yang berlokasi di stasiun Gangbyeon Seoul subway line 2, exit no 4. Setelah keluar dari stasiun subway itu, gedung di seberang adalah Dongseoul Station, masuk lalu beli tiket di loket. Tahun 2014 ini harga tiket Seoul ke Sokcho itu 17.300 won - sekitar 180 ribu rupiah.
Yeab, setelah membeli tiket sesuai dengan jam yang cocok dengan kita (hati-hati kita tidak boleh terlambat datang ke peron dimana bus kita menunggu, untuk amannya kita beli tiket dengan rentang keberangkatan 30 menit setelah kita beli tiket). Cari peron yang bertuliskan Sokcho, waktu itu sih bus menuju Sokcho ada di paling ujung, kalau clueless langsung cari ajusshi ajusshi berseragam, atau tanya para penumpang yang lagi santai (jangan penumpang yang lagi buru-buru)

Di bus masing-masing, ada monitor jam keberangkatan, untuk gambar di atas, keberangkatan pukul 9.59 . Waktu itu keberangkatan saya jam 10, rupanya saya tidak boleh nyelonong ke bus 9.59, ajusshi berseragam yang mengecek tiket saya langsung cemberut saat saya coba terobos, hahaha...sebenernya bukan pengen nerobos, saya pikir 9.59 itu tidak berbeda dengan jam 10, rupanya beda toh. Baiklah, mianhaeyo ajusshiii... *bow


Kursi dalam bus, luar biasa nyaman, lebih nyaman dari kursi pesawat yang saya naiki, maklum, ekonomi class.. (ehem!) hihihii... Perjalanan sekitar 2 jam, kita bisa tidur dengan nyaman, kaki kita bisa kita luruskan dengan bantalan kursi yang bisa diangkat, kursinya pun luas.

Setelah tiba di stasiun bus Sokcho(gambar atas) ,jangan heran jika kota Sokcho memang tidak tampak sesibuk Seoul. Udaranya sejuk, dan sedikit orang yang berlalu-lalang di sana. Untuk menuju The House Hostel, kita jangan terbujuk rayuan para sopir taksi, atau jangan terjebak rasa bingung lalu mau masuk saja ke dalam taksi, karena jarak The House Hostel dari Stasiun Bus Sokcho sangat dekat, hanya berjarak 5 menit berjalan kaki. Jika bawaan kita memang banyak (lemari, kulkas, koper, kasur) ya sudah sewa truck pick up saja hihihihiii.

Dari stasiun kita berjalan ke arah pantai, lalu menyeberangi perempatan satu kali, lalu jalan lurus satu blok dan berbelok ke kanan. Kita terus berjalan sampai menemukan mini market GS25

Peta di atas bisa dilihat juga di the house hostel 

Interior saat masuk hostel itu, terbilang unik, sangat banyak benda-benda yang berasal dari mancanegara, termasuk uang Rupiah dengan macam-macam nominal. Satu hal yang jadi pertanyaan saya, bagaimana Mr. Yoo dan isterinya mengurus hostel dengan aneka pernak-pernik seperti itu. Luar biasa keren!!
 


Mr.Yoo dan isterinya sangat ramah dan selalu membantu para traveller sebisa mereka. Saat pertama masuk ke hostel, Mr. Yoo langsung menyambut sambil tersenyum lalu ia mengajak duduk dan memberikan peta kota Sokcho. Tadinya saya sudah siap untuk ambil dompet buat bayar, rupanya berbeda dengan guest house sebelumnya, di The House Hostel bayarnya tepat saat kita check out.
Bahasa Inggris Mr. Yoo terbilang lancar, ia menjelaskan dengan detail bagaimana cara menuju tempat-tempat wisata di Sokcho dan tempat makan favorit sambil orat-oret di atas peta dengan spidol warna warni yang sangat membantu kita.

Oke, lanjut ke interior kamar, hihihihiii...


Kamarnya nyaman, satu kasur queen size, kamar mandi di dalam dengan shower dan bath tub. AC, TV, handuk dan selimut. Semua fasilitas itu bisa didapat dengan membayar 300ribu rupiah, cukup terjangkau bukan? Karena saya menginap berdua dengan teman, jadi masing-masing cukup bayar 150ribu rupiah, ^^.

Pagi hari breakfast-nya tersedia roti, selai keju, selai strawberry, sereal jagung, susu, kopi, teh. Saya dengan senang hati mengambil 2 roti panggang, dan sereal jagung + susu. Kenyang deh, untuk ganjelan pulang ke Seoul nanti. Yah, itulah yang saya sayangkan, saya hanya berkesempatan menginap di sana 1 malam, seandainya saya bisa perpanjang masa cuti liburan...huhuhuuu

Begitu deh ulasan saya tentang The House Hostel, Sokcho.
Salam jalan-jalan! ^^
 

Selasa, 08 April 2014

BELAJAR BAHASA KOREA, YUUUUUKKK?! part 1

Hemmm, saya memang suka Koreyaaa... hihihiii...selama beberapa bulan saya sempat belajar bahasa Korea di salah satu universitas swasta Bandung. Pelatihan bahasa itu merupakan hasil kerjasama antara Kota Bandung dan Kota Suwon di Korea.
Pengajarnya pun merupakan native Orang Korea, jadilah saya bisa sedikit-sedikit bahasa Korea.

1. Hal pertama untuk mempelajari bahasa Korea, adalah mempelajari huruf-hurufnya yang bernama Hangeul. Terhitung mudah untuk orang-orang yang pernah berkenalan dengan bahasa Mandarin dengan huruf Hanzhi-nya. Jika bahasa Mandarin menggunakan karakter, bahasa Korea menggunakan huruf alfabet versi Hangeul. Jadi, kita hanya seperti belajar menghapal huruf a, b, c...

Hangeul terdiri dari vokal dan konsonan, vokal pun dibagi dua lagi menjadi vokal tunggal dan doble vokal… cekidot…
1. vokal tunggal
ㅏ a
ㅑ ya
ㅓ eo
ㅕ yeo
ㅗ o
ㅛ yo
ㅜ u
ㅠ yu
ㅡ eu
ㅣ i
2. Doble vokal
ㅐ ae
ㅒ yae
ㅔ e
ㅖ ye
ㅙ oae
ㅚ we
ㅝ wo
ㅞ we
ㅟ wi
ㅢ eui
NB: dalam hangeul memang banyak sekali huruf yang terdengar e-nya sampe2 beda tulisan tapi menurut kita orang Indonesia mungkin ga ada bedanya, tapi orang korea bilang, ada bedanya sedikit saat pengucapannya…yah, mungkin ini masalah kebiasaan..hehehe…
3. Konsonan
ㄱ g/k
ㄴ n
ㄷ d/ t
ㄹ l/ r
ㅁ m
ㅂ b
ㅅ s
ㅈ j
ㅊ ch
ㅋ kh
ㅌ th
ㅍ ph
ㅎ h
ㅇ ng

>> Konsonan rangkap
ㄲ kk
ㄸ tt
ㅃ bb/ pp
ㅆ ss
ㅉ jj
untuk membuat sebuah kata harus ada vokal dan konsonan, minimal 1 V dan 1 K, adapun 2 K dan 1 V, atau 3 K dan 1 V
바보 Babo… Ini dibentuk K+V…
sedangkan
박 유천 Pak YuCheon …Pak dibentu dari K+V+K, konsonan yang berada di bawah disebut Batchim, Yu dibentuk K+V saja, sedangkan Cheon pun sama seperti Pak ada batchim (konsonan yang berada di bawah)
준수 Junsu
재중 Jaejung
윤호 Yunho
창민 Changmin
Setelah mempelajari hangeul, kita juga bisa masuk pelajaran baca tulis, tapi sekarang saya share pake abjad dulu, pelajaran pake hangeul akan dishare di post berikutnya..
* Jagisogae
1. Mengucapkan salam
– Versi resmi (sopan, ke yang lebih tua atau yang baru kenal, misalnya kita baru masuk ke dalem kelas baru)
Annyeonghasimnikka!
Narae: Annyeonghasimnikka!
Yucheon: Ne, Annyeonghasimnikka!
– Versi sehari2 : Annyeonghaseyo!
– Versi ke temen deket : Annyeong!
>> digunakan saat bertemu atau berpisah juga bisa…
ada beberapa kondisi saat mengucapkan salam, selain menggunakan annyeonghaseyo, biasanya juga digunakan:
> kondisi: mau pulang dari rumah temen, kita bilang Annyeonghigyesipsio (selamat tinggal)
Nah, kalo kita bilang gitu, temen kita jawab Annyeonghigasipsio (selamat jalan)
~~ Versi sehari-harinya dari selamat tinggal : Annyeonghigyeseyo dan untuk selamat jalan: Annyeonghigaseyo
~~ Versi temen dekeetttt dari selamat tinggal: Jalisseo dan untuk selamat jalan: Jalga
> kondisi: ketemu temen di jalan, papasan, ngobrol2 terus mo berpisah ke tempat tujuan masing2, kita bilang: Annyeonghigaseyo dan temen kita juga bales Annyenghigaseyo…
2. Memperkenalkan diri
Annyeonghaseyo! (Hi!)
Jeo nen Narae-imnida (Saya Narae)
Jeo nen indonesia saram-imnida (Saya orang Indonesia)
Jeo nen daehaksaeng-imnida (Saya seorang mahasiswa)
note: Saya >> Jeo/ Jaega (sopannya) tapi kalo sama temen kita bisa pake Na
Kamu >> Dangshin (sopannya ke yang lebih tua atau baru ketemu) tapi kalo sama temen sepantar, ataw uda deket bisa pake Neo
3. Mengajak berkenalan
Ireum-i muosemnikka? (Siapa namamu)
oneu Nara saram-imnikka (Dari negara mana asalnya?)
Jigeob-i muosemnikka? (apa pekerjaanmu)
Jenis2 pekerjaan:
guru> seonsangnim
murid> haksaeng
mahasiswa> daehaksaeng
dosen> kyosu
dokter>euisa
pegawai kantor> hwesawan
pegawai pemerintah> gongmuwon
penyanyi> Gasu
artis> Baeu
apoteker> Yaksa
suster> ganhosa
koki> miyongsa
ibu rumah tangg> jubu
reporter> gija
negara2:
korea>hanguk
amerika> miguk
cina> jungguk
inggris> yeongguk
indonesia> indonesia
thailand> daeguk
Taiwan> daeman
Jerman> dugil
India> Indo
Perancis> perangse
Jepang> ilbon
Nah, segitu dulu deh…semoga bermanfaat!
Kalo ada yang ditanyakan…langsung aja komen..hihihihi
Hwaitting chingu deul…let’s learn korean step by step!
Ini merupakan hasil copas dari blog saya sebelumnya yang saya lupa kuncinya, eh lupa passwordnyaa... deuh...itu adalah masa dimana saya masih ababil yang suka ganti-ganti nama dan mencari jati diri, deuuuhh... 
Tapi, sekarang setelah saya menemukan siapa diri saya, saya pun memilih nama Ssiela sebagai nama pena saya. 
link asli dari blog saya bisa diklik disini

GUEST HOUSE DI KOREA YANG RECOMMENDED

Hello,
Kembali bersama saya, Ssiela ^^ (berasa mc di tipi)

Temen-temen yang berencana backpacker atau budget traveller ke Korea Selatan tentunya akan memilih guest house sebagai tempat menginap. Kalau milih Hotel bintang tujuh namanya bukan budget traveller lah yaaa, itu namanya high class budget traveller.

Meski kenyamanan estetika syalalalaa pasti terpenuhi, ada hal-hal yang tidak bisa kita dapatkan jika kita memilih Hotel berbintang. (Ungkapan ini bisa dianggap pembenaran atau mungkin ungkapan penghibur diri karena uang di dompet ga cukup untuk pesen hotel... aa..aaa.. yah..bisa jadi X_x) Yah, pada intinya, kita ke Korea kan mo jalan2 bukan mo tidur, yang penting bisa merem, istirahat cukup dan aman sentosa. Jadi, tempat menginap bukan topik utama liburan kita, ya ga?!

Oke, poin-poin kelebihan saat kita memilih guesthouse / hostel
1. Lebih Terjangkau pastinyaa, kisaran harga guesthouse yang pernah saya cari di mesin pencarian itu sekitar 18.000-25.000won untuk jenis dormitory. Sedangkan untuk type doble, twin bisa mulai dari 20.000won ke ataasss, biasanya sih paling mahal seorangnya jadi bayar 35.000won per malam. Nah, untuk yang type ondol (tidur pake pemanas, ala orang korea) biasanya lebih mahal, yang paling murah sih ada yang 30.000 seorang.
Suasananya lebih Hommieee, kenapa? karena kebanyakan guesthouse memiliki ruang kumpul, seperti living room kaya di rumah kita, ato dapur, ato ruang internet gratis dengan beberapa perangkat komputer lengkap.
2. Kita bisa ketemu en kenalan en cinlokan (ups... (~',')> aihhh) sama orang baru dari berbagai negara. En pastinya kita bisa banyak tuker-tuker informasi.
3. Ada fasilitas BBQ-an nya, lebih asik kalo gabung sama turis-turis lain.
4. Bersih, Nyaman, Aman, Ga ribet.
Yeab, kurang lebih sih itu. Seru, kan?!

Nah, ada guesthouse yang slalu jadi andalan saya kalo pergi ke Korea.
1. Beewon Guesthouse, lokasinya di seberang istana Chandeokgung (jalan kaki 3 menit, kalo ngesot 10 menit >,<) pokonya deket! ini linknya untuk reservasi dan liat kondisi kamarnya yang terbilang bersih dan nyaman. Beewon Guest House Selain dekat dengan Istana, Beewon Guesthouse juga berada di lokasi oleh-oleh atau tempat nongkrong anak muda Korea hihi, Insadong. Di Insadong ini, suka ada atraksi jalanan, yang menarik untuk kita tongkrongin. Saya dan Imel (teman seperjuangan untuk jalan-jalan ke Korea, hihi) memilih Juke room, dormitory room (ranjang susun dari besi). Dorm untuk 2 orang, jadilah saya dan Imel cuma berdua, berasa privat ya ga sih? hihi...dorm tapi untuk 2 orang... hhaha...harganya 18.000 per orang / malam.


Naahh, di Beewon Guesthouse inilah, saya bertemu dengan teman dari Malay namanya Mohhammed, orang campuran India-Malay gitu deh, pertama ketemu waktu di subway pas nanya arah subway, eh taunya satu guesthouse, jadilah kita ngobrol ttg Indonesia dan Malay mulai dari jaman penjajahan Belande sampe sekarang, dia pake bahasa melayu en aseli aku ga ngerti, meski ada 1 atau 2 kata yang ketangkep karna mirip bahasa Indo, tapi dia akhirnya menggunakan bahasa Inggris setelah ngajak aku ngobrol dan aku cuma hhahah hehehehe ga jelas, dia nanya, aku malah, sorry? sorry? what do you mean? wkwkwkkw...

Lalu ada juga temen dari Korea, namanya Jinbo. Pertama ketemu dia bilang, selamat pagi pake bahasa Indonesia, lalu dia ga berenti memamerkan pengetahuannya tentang bahasa Indonesia yaitu Halo, apa kabar? Terima Kasih dan Selamat Pagi. hahaha...meski hanya 3 ungkapan, tapi senengnya ketemu orang asing yang bisa bahasa kita, hihihihiii...dan sampai sekarang saya pun masih berteman akrab, bahkan bulan Oktober tahun lalu, dia berlibur ke Bandung untuk mengunjungi teman-teman Bandungnya.

Selain itu, ada juga temen cewe supel yang luar biasa ramah asal Skotland, sayang namanya lupa dan saya ga punya contactnya. Setelah kenal Jinbo, saya pun dikenalkan dengan teman asal Taiwan, namanya Serina. Orangnya cantik baik. Kita pun sempat dinner bareng di Yoogane, resto franchise Korea yang jualan nasi goreng dimasak di meja, sekarang uda ada di Indo. Juli tahun lalu Serina dan temannya pun tertarik untuk main ke Bandung,hihi...seru, kan punya temen asing, kita jadi bisa bikin mreka tertarik untuk liburan ke negara kita.

Imel (teman saya, kami berdua pergi ke Korea), saya, Serina, dan Jinbo ^^

2. Namsan Guesthouse
Nah, kalau Namsan Guesthouse itu, kami memilih room double, sistem ondol. VIP Twin B seharga 65.000/malam untuk 2 orang + biaya tambahan 10.000 / orang. Jadi untuk 3 malam kami menginap disana, satu orangnya bayar (32.500 x 3)+10.000= 107.500won
sedikit lebih mahal dari Beewon tapi tempatnya memang lebih bagus sih, hehehe, selain itu berada di pusat belanja Myeongdong!! cuma 3 menit, kaya masak ramen, lalu nyampe.hihihi...


kamar Twin B VIP di Namsan 2
Nah itulah 2 guesthouse recommended dari saya yang berlokasi di Seoul.

Sementara Guesthouse lain yang berada di Sokcho akan saya post setelah saya mencoba guesthouse itu dengan mata kepala sendiri hihihiii...

Senin, 07 April 2014

Orat Oret Cerita Pembuatan Visa Korea

Share ini teruntuk temen-temen yang masih studi en belum punya penghasilan pasti...
Memang uda banyak sih yang post tentang cara mengajukan visa Korea tapi saya hanya ingin menjadi salah satu diantara teman-teman blogger yang berbagi tentang visa korea itu. Karena saat saya mengajukan visa Korsel, deg-degan saat menunggu hasil visa berasa berkurang saat membaca post "menenangkan" dari blogger-blogger tersebut.
Secara garis besar sih persyaratannya uda ada di situs resmi kedubes Korea Selatannya sendiri, disini >> http://idn.mofa.go.kr/worldlanguage/asia/idn/main/index.jsp
Harga Visa nya sendiri sejak bulan Januari 2014 mengalami kenaikan >,< hiks hiks menjadi

  • Single (90 hari) >> Rp 480.000,-
  • Single (>90 hari) >> Rp 720.000,-
  • Multiple visa (3 tahun) >> Rp 1.080.000,-
  • Double visa (2x masuk berlaku 6 bulan) >> Rp 840.000,-
Dan kabar buruknya, smua biaya itu tidak bisa dikembalikan apabila visa kita ditolak. (ketok meja 3x) amit amit... husshh husshh

Yap, tapi selama kita mengajukan persyaratannya dengan lengkap, tenang saja, percaya saja, berdoa saja...visa korea pun bisa kita dapatkan. Berikut ulasan singkat tentang persyaratan yang wajib kita siapkan sebelum pergi ke kantor kedubes Korea di Jl. Gatot Subroto Kav 57, Jakarta.
1. Paspor Asli dan fotokopi Halaman Depan + Belakang + Isinya (Lembar halaman yang sudah ada cap)
    Yang jelas harus paspor milik kita sendiri, kalau saya menyertakan fotokopi KTP, meski ga diminta, setidaknya itu menunjukkan kejelasan bahwa saya memang benar-benar warga Indonesia yang baik, suka menabung untuk jalan-jalan. hhahaha
Ada yang bikin deg-degan karena masalah KTP, nama saya di KTP mengikuti nama saya di akta kelahiran yaitu Marshela, sementara di passport dan di buku tabungan nama saya Marshella (doble l) . Harusnya sih ga ngaruh, tapi yang namanya parno karna pertama kali aplikasi yahh deg-degan juga... hhhehe, tapi rupanya deg-degan itu tidak beralasan. hihihi
2. Formulir Aplikasi Visa
    Form-nya bisa di download sendiri, ada versi pdf dan wordnya. Kalo saya sih yang pdf aja, karna isi langsung pake bolpen, tapi buat temen-temen yang memiliki tulisan ala cakaran harimau mungkin sebaiknya minta tolong ditulisin temen ato download versi wordnya jadi bisa diisi di format wordnya biar rapi en terbaca sama orang kedubesnya. hhhehe
Jangan lupa Foto berwarna yah, ga usa pake baju warna rainbow juga sih, yang jelas foto berwarna, latarnya bebas menurut saya. Karena waktu itu saya kasi Foto latar biru en temen saya latar putih apa biru apa merah hhahaha...ga masalah sih. Ukurannya 3x4 cm, tapi lagi itu saya bawanya komplit, 2x3, 3x4, 4x6, dan akhirnya si embak embak kedubesnya milih yang 4x6. Biar jelas kali yah. *angkat bahu
3. Kartu Keluarga (fotocopy)
    Intinya sih kedubes pengen lihat hubungan kekeluargaan kita di Indonesia. Kalau saya sih menambahkan surat pribadi, seperti surat pernyataan gitu. Intinya sih menjelaskan kalau saya punya keluarga, terus punya pacar dan mau menikah. (mirip kaya curhat sih... ehem..) pokonya di Indonesia itu masih banyak orang yang mencintai dan saya cintai deh, i lop Indonesia, en berjanji saya akan kembali ke Indonesia sesuai jadwal tiket pesawat.
4. Surat Keterangan Kerja atau Surat Keterangan masih Studi
    Waktu ke Korea pertama kali sih saya masih kuliah en cuma punya penghasilan sebagai guru privat, jadi saya minta ke TU kampus untuk bikinin surat pernyataan bahwa saya adalah benar penghuni kampus yang masih kuliah semester lima. Bikin suratnya harus pakai bahasa Inggris jangan bahasa Sunda, nanti visa kita ditolak berabe kan...dan harus ada cap plus tanda tangan penanggung jawabnya. Dulu sih saya ditanda tangani sama Dekan Fakultas, yahh..pokonya resmi deh.
    Nah, waktu ke Korea berikutnya, saya uda kerja en, berhubung saya staff HRD, saya bikin saja sendiri surat keterangan kerjanya dengan kop surat kantor, plus cap dan tanda tangan kepala HRD. Kurang lebih sih gitu... (mengingat lirikan atasan dan senyuman penuh arti saat mengajukan cuti seminggu lebih) *tunduk kepala... ampun pa, abis gimana, uda beli tiket, mau ga mau saya kan harus cuti juga.
5. Fotokopi Bukti Keuangan (Fotokopi halaman depan buku tabungan yang ada namanya + halaman isi 3 bulan terakhir dan surat keterangan bank)
    Jreeennnggggg jreeenngggggg....hahahahaha, ini bagian yang paling lucu. Pasti kabar tentang saldo minimal di bank harus LIMA PULUH JUTA pun sampai di telinga temen-temen. Kalo ga nyampe ke telinga temen-temen, bersyukur aja, karena toh nyatanya ga ada teori yang bilang seperti itu. Anggap saja itu hanya tembok tebal tinggi hasil halusinasi kita. Waktu saya kuliah, saya menyertakan fotokopi buku tabungan ibu saya karena buku tabungan saya waktu itu paling cukup buat main ke dufan atau ke ancol. T____T  *nasib mahasiswi yang cuma dapet gaji dari ngelesin
Waktu itu saldo di buku tabungan ibu saya ga sampe 20 juta. Untuk menghibur diri dan menguatkan tekad agar Visa saya diterima, saya pun menyertakan beberapa hal yang tidak diminta oleh kedubes, yaitu:

  • Skedul atau Itinerary saya selama di Korea (garis besar saja)
  • Print out hasil chat pemesanan guest house atau tempat tinggal selama di Korea, bukti kalau kita uda booking tempat menginap
  • Rincian atau Rencana biaya perjalanan kita selama di Korea
  • Print out tiket pesawat PP Indonesia-Korea-Indonesia
     Yah, intinya uang di tabungan kita itu cukup untuk membiayai perjalanan kita selama di Korea, apalagi kita uda punya rincian anggaran biaya perjalanan disana. Yah, ga rinci-rinci amat sih, garis besar aja terus ditotalin.
      Pernah terpikir, saya mau memanipulasi buku tabungan dengan segala macam cara, tapi hati kecil saya lebih ga tenang, karena itu merupakan bentuk kebohongan, dan bohong itu dosa, dan dosa itu jahat, jahat nanti masuk neraka. hihihihi... saya pun mempercayakan data sebenarnya untuk dibawa ke kedubes.
Nah, selesai, setelah menyiapkan smua data di atas dan mengirimkannya ke kedubes, saya pun mulai melakukan 3 hal terakhir yang tidak kalah penting, malahan 3 hal ini yang terpenting. Doa, Doa, Doa.

lalu seminggu kemudian, saya pun menelepon kedubesnya untuk mengkonfirmasi apakah visa saya sudah selesai dan diterima atau ditolak. Lalu.... Jrenggggg, Visa Korea pun sudah selesai dan suara embak-embak kedubes berasa merdu banget saat bilang, "Iya, Visanya diterima dan sudah bisa diambil."

Terima kasih Tuhan! >,<

Dan, kini saatnya memperpanjang list tempat yang harus dikunjungi en list blanjaan yang wajib dibeli. asekkkkkkkkkkk.....

Oh iya, buat yang belum tau lokasi Kedubes, kalau saya sih pernah kerja di Jakarta 3 bulan, lokasinya di Cikini, nah, setelah tanya-tanya sama temen kantor ttg transport ke arah Gatsu gimana, pada bilangnya naik Kopaja warna Ijo lalu ganti warna oren (nomornya saya lupa, karena saya paling ga bisa nginget-nginget nomor) T_T , saya waktu itu males en ga berani nyasar-nyasaran, dan angkutan umum yang saya mengerti di Jakarta itu cuman KRL (kereta dalam kota), berhubung ke arah Gatsu ga ada Kereta Dalam Kota yang lewat, jadilah saya naik taksi, dari Cikini (deket Monas). Saat itu saya naik Taksi Express dan biayanya Rp27.000,- berarti ga jauh-jauh amat tuh dari monas hhehe, dengan catatan situasi jalan saat itu ga macet. Saya sih ga macet karena saya pergi dari Cikini jam 7 pagi, wkwkwkwkkw....nyampe kedubes clingak clinguk karna belum buka, baru buka jam setengah 9an. Jadilah saya antri nomor pertama, hehehe
Tapi, gapapa sih, soalnya waktu nunggu, kan ada petugas koreanya juga yang lalu lalang, bisa cuci mata dulu deh sebentar ngeliat yang kinclong pagi-pagi tambah segerrr deh...hihi
Buat yang bertempat tinggal di luar Jekarddah (Jakarta ^^) bisa titip lewat agen travel terdekat, biasanya lebih mahal 100 apa 200 ribu, karena biasanya mreka menawarkan jasa asuransi holiday juga.

Selamat mencoba temen-temen yang mau mengajukan visa, tetep semangat, tetep berdoa, en percaya diri (^,^)v